About Us
Leo egestas molestie nunc eros, dictum vivamus lectus vulputate tincidunt arcu id facilisi augue sed mauris non, vitae consequat id.
Grace Bryant
简史
印尼泗水惠潮嘉会馆
顾名思义,惠潮嘉会馆是属于惠州、潮州、嘉应州(即现称的梅州)三州乡亲的一個个会馆,位于印度尼西亚东爪哇省泗水市唐人街。惠潮嘉会馆的前身是广东公祠,成立于清朝嘉庆二十五年,即公元1820年,由许浩、詹满、冼永采及总理彭炬隆等先贤发起,旨在联络乡亲感情,共谋互助合作,促进社会福利,发展本地工商业。
起初,在会馆现址一带尚是唐人坟场墓地,承蒙一位彭老伯热心捐献出他的房子,供乡亲清明扫墓时避风寄雨。先贤们花了43年的时间将房子修建成祠堂,可想当时同侨大众之经济并不丰裕,也证明了先贤们的团结奋斗精神。
200余年来,惠潮嘉会馆曾遭受过许多风风雨雨之冲击,几经历史的考验,走过崎岖坎坷路,幸好在先贤诸公及当代理监事的斡旋下艰苦奋斗,以他们的英明智慧与广大会员共同策划下,均能走出荆棘载途,化险为夷;建立至今未曾换址搬馆,成为全印尼众多华人会馆中仅存唯一耸立于旧址的百年会馆,称得上是一个奇迹。
1990年间,感觉到会馆的运作已不合潮流。经会员大会议决,结束基金会,成立新理监事会,会馆更加茁壮成长。改革开放后,会馆的活动日益增多,为了有更舒适的活动空间,在热心的乡亲乡贤的大力支持下,于2009年购买了两间三层楼的店屋,修建成四层楼作为活动中心。2010年12月举办190周年会庆的同时,举行了简单又不失隆重的剪彩仪式,活动中心正式启用。
历届理监事不忘初衷,融集了客家精英,各部门尽责尽力发展会务。本着会馆宗旨:对内对外以和为贵,大家团结友爱,和衷共济,热心公益,为促进创造和谐的社会而奋斗,为传承自家文化而努力。
- Volutpat id sit tincidunt quisque
- Sem posuere bibendum habitant scelerisque
- Tellus diam penatibus suscipit
Sejarah singkat
Perkumpulan Hwie Tiauw Ka Surabaya
Sesuai dengan namanya, Perkumpulan Hwie Tiauw Ka merupakan Perkumpulan bagi warga dari tiga kabupaten, yaitu Hwie (Huizhou), Tiauw (Chaozhou), dan Ka (Jiayingzhou, sekarang bernama: Meizhou), yang berlokasi di daerah Pecinan, kota Surabaya, Jawa Timur, Indonesia. Perkumpulan yang awalnya merupakan Rumah Abu Guangdong ini didirikan pada tahun 1820 Masehi oleh Xu Hao, Zhan Man, Xian Yongcai dan Peng Julong, bertujuan untuk mempererat hubungan persaudaraan antar perantau, bergotong-royong meningkatkan kesejahteraan, serta mengembangkan perdagangan dan perindustrian setempat.
Awalnya, di sekitar kantor Perkumpulan yang dahulunya bernama Pasar Bong (artinya: makam) dan kemudian berganti nama menjadi Jalan Slompretan ini, merupakan tanah pekuburan. Paman Peng yang berjiwa sosial menyediakan rumahnya untuk digunakan sebagai tempat berteduh ketika sembahyang Qing Ming. Para pendahulu kita menghabiskan waktu 43 tahun untuk merenovasi, dan mendirikan tempat sembahyang leluhur ini, hal ini menunjukkan kondisi ekonomi yang masih lemah waktu itu, tetapi mempunyai semangat kebersamaan dan gotong royong yang begitu tinggi.
Selama dua ratus tahun lebih, Perkumpulan mengalami banyak tantangan, namun dengan semangat perjuangan dan usaha yang keras dari para pengurus dan anggota, semuanya bisa teratasi. Sampai saat ini, Perkumpulan tidak pernah berpindah tempat, menjadi satu-satunya Perkumpulan orang Tionghoa di Indonesia yang paling bersejarah yang masih kokoh berdiri di lokasi asal, sungguh merupakan keajaiban!
Sekitar tahun 1990an, dirasakan pengoperasian Perkumpulan sudah tidak sesuai dengan zaman. Berdasarkan keputusan rapat umum anggota, Yayasan dibubarkan, dan dibentuklah sistem dewan kepengurusan yang baru. Perkumpulan berkembangan dengan baik, dan menjadi semakin kuat. Memasuki era reformasi, kegiatan Perkumpulan semakin banyak. Pada tahun 2009 dengan bantuan para dermawan, pengurus telah membeli dua buah ruko tiga lantai untuk menyediakan ruang yang luas dan leluasa untuk mencukupi kebutuhan berbagai aktifitas. Ruko tersebut direnovasi menjadi empat lantai, dan dijadikan Gedung Serba Guna. Pada bulan Desember 2010, bersamaan dengan perayaan HUT ke-190, telah diadakan acara gunting pita yang sangat sederhana, pertanda Gedung Serba Guna ini secara resmi digunakan.
Pengurus tidak pernah melupakan tujuan awal pendirian Perkumpulan, dan semua divisi berusaha melakukan yang terbaik untuk mengembangkan berbagai aktifitas. Semua anggota rukun, kompak, sehati dan saling membantu, aktif terlibat dalam aktifitas sosial, berusaha terciptanya masyarakat yang harmonis, dan tetap berusaha untuk menumbuh-kembangkan budaya kita sendiri.
- Volutpat id sit tincidunt quisque
- Sem posuere bibendum habitant scelerisque
- Tellus diam penatibus suscipit
The story of
Hwie Tiauw Ka Association
As the name implies, the Hwie Tiauw Ka Association is an association for residents from three districts, namely Hwie (Huizhou), Tiauw (Chaozhou), and Ka (Jiayingzhou, now named: Meizhou), which are located in the Chinatown, Surabaya city, East Java, Indonesia. The Association, which was originally the Guangdong Ash House, was founded in 1820 AD by Xu Hao, Zhan Man, Xian Yongcai and Peng Julong, with the aim of promote social welfare, and develop local trade and industry.
Formerly, the area around the Association’s office was called Pasar Bong (means: graveyard) and later changed its name to Jalan Slompretan. There was an Uncle Peng, who provided his house for the people to take shelter from the wind and rain when they swept the tomb during Qing Ming. Our predecessors spent 43 years renovating and building this ancestral shrine. This shows that the economic conditions were still weak at that time, but they had a very high spirit of togetherness and mutual cooperation.
For more than two hundred years, the Association has experienced many challenges, but with the fighting spirit and hard work of the committee and members, all of problems could be overcome. Until now, the Association has never moved from the original place, being the only and most historic Chinese Association in Indonesia that is still standing firmly in its original location, it is truly a miracle!
Around the 1990s, it was felt that the operation of the Association was out of date. Based on the decision of the general meeting of members, the Foundation was dissolved, and a new management board system was formed. The Association is developing well, and getting stronger.
Entering the reform era, the Association’s activities are increasing. In order to have a more comfortable activity space, with the help of the sponsors, in 2009, two three-story shophouses were purchased and renovated into a four-story building as an activity center. In December 2010, along with the celebration of the 190th anniversary, a very simple ribbon-cutting ceremony was held, and the activity center was officially put into use.
The Committee never forgets the original purpose of establishing the Association, and all divisions try their best to develop various activities. All members get along well, and help each other, actively involve in social welfare, try to create a harmonious society, and keep trying to inherit and develop their own culture.
Storyline
- 1998
- 2004
- 2009
- 2011
- 2016
- 2018
- 2020
- Today